Jumat, 25 November 2011

hati hitam dibalik kerudung putih


Suka gak abis pikir sama pola pemikiran sebagian orang-orang disekitar gue, suka aneh-aneh aja. banyak dari mereka yang mulai membuat sendiri pasal tanpa ayat atau ayat dalam surat dalam bidang apa pun, mau itu dalam lingkup Agama, moral, budaya, lingkungan, dll. padahal aturan yang sangat-sangat jelas tersebut udah ada dan paten, apalagi dalam Agama. Semua Agama punya aturan-aturan yang jelas, tetapi ada aja yang mencoba melakukan pembenaran atau tambahan aturan sendiri yang bersifat melindungi dirinya sendiri dari apa yang selama ini udah mereka perbuat.

Yang pertama gue bahas mungkin dalam lingkup Agama. Maaf banget kalo ada yang tersinggung dengan tulisan gue ini, gue cuma mau berkata jujur dan bukan sok alim, tapi memang Agama gue mengajarkan hal-hal yang sudah sangat jelas hukumnya.
Gue mau bicara soal "TATOO", gue akuin tatoo memang seni yang indah, dan yang bilang tatoo adalah kriminal mungkin mereka hanya korban-korban traumatik dari kriminalitas yang memanfaatkan unsur tatoo dari kejahatan mereka. Tapi tunggu dulu, itu dalam seni loh. Dan gue percaya kalo semua Agama sangat menghargai seni, bahkan kalo gue bilang "kitab suci" dalam bidang seni adalah susunan atau struktural kata-kata yang mempunyai bobot seni yang mahahebat.

Kembali ke tatoo dalam konteks ajaran Agama yang gue anut, dimana Tuhan gue melarang tatoo yang menempel ditubuh karena akan menghambat aliran wudhu yang menyebabkan sembahyangnya tidak diterima. Dan ini sudah sangat jelas hukummnya dan tidak bisa di tolelir lagi. Tapi yang tadi gue bilang, sebagian orang bertatoo dan ternyata Agamanya sama kayak gue itu punya pembelaan, pembenaran diri sendiri, membuat ayat tanpa surat. Memang itu gak ada ruginya buat gue, toh itu mereka yang pengen, dan gue gak kecipratan dosanya dong? Tapi yang bikin gue sebel itu kan ketika ditanya, mereka itu sebenernya udah tau hukumnya, tapi membela diri dengan mengatakan "yee sembahyang gue diterima atau enggaknya itu urusan gue sama Tuhan, bukan urusan lu. Emang lu tau apa kalo sembahyang gue itu gak diterima kalo tatooan?". Atau ada juga yang bilang "Tatoo gue kan di punggung, nah kalo wudhu kan gak sampe ke punggung-punggung, jadi gak masalah"..

Yaa kira-kira seperti itulah jawaban-jawaban mereka, padahal hukum tertulis kalo gk boleh bertatoo buat Agama gue itu Tuhan langsung loh yang buat, bukan dari orang lain yang bisa diubah-ubah, apalagi sekarang aturan atau hukum bisa diubah pake duit. Tapi hukum Tuhan kan sifatnya mutlak. Gue pernah bertanya sama paman gue waktu itu, kira-kira pertanyaan gue begini : "Paman, kalo aku bertatoo boleh gak yah??". Paman gue malah jawab "kalo lo pengen keluar dari hukum-hukum Tuhan yang udah berlaku, lu harus totalitas. Tinggalin semua atribut Agama lu yang udah lu anut, KTP ganti jadi Atheis. Khilaf itu wajar karena manusia gak ada yang sempurna, tapi paman rasa gak ada tuh orang yang bikin tatoo karena khilaf"... JLEB!!!! kena banget itu kata-kata buat gue, akhirnya gue cuma bisa diem..

                                                                            ***

Oh iya, gue punya cerita unik nih seputar apa yang gue tulis diatas. kira-kira ceritanya begini :

Toto adalah seorang pengangguran yang tinggal di sebuah kontrakan kecil di lingkungan kumuh di jakarta, Ia hanya sebatang kara disana, karena semua keluarganya tinggal dikampung, dan Dia nekat ke jakarta sendirian untuk mencari sesuap nasi. Namun apa daya, hidup di jakarta ternyata keras dan enggak seindah apa yang Dia liat di sinetron-sinetron. Berbagai cara Dia coba untuk menafkahkan dirinya, namun pekerjaan sulit didapat, hingga Dia mencapai tingkatan tersulit dalam hidupnya. Karena lingkungan tempat Toto tinggal itu rata-rata adalah para pekerja seks komersial dan para waria, akhirnya Toto pun ikut melakukan pekerjaan yang sama, yaitu menjadi sorang waria. setiap hari Ia menjadi waria dan mengamen sepanjang jalan ibu kota. Namanya juga udah berubah jadi Titi.

Setiap hari Toto atau Titi ini mengamen sambil berbusana wanita, dan ternyata pekerjaannya ini mudah. Dia pun mendapatkan pendapatan yang cukup dari pekerjaannya ini. Tiba pada suatu hari Titi liat temen-temennya yang juga waria ini memakai kerudung. "Wahh tren baru nih", Pikirnya. Sampe pada akhirnya Titi juga ikut-ikutan make kerudung sambil berbusana wanita. Tren yang akhirnya Ia pake sehari-hari untuk mengamen itu tak jarrang membuat yang ngeliat jadi tambah sebel.

Nah, pada suatu hari ketika Titi ini ngamen di sebuah toko emas kepunyaan orang china, dengan nyanyian dan joget yang hot Titi ngamen di depan orang yang punya toko. Kebetulan yang punya toko emas itu adaalah orang kong hu chu, terlihat dari ruangan tempatnya bekerja. Titi pun dengan cueknya ngamen. Sampe selesai nyanyiin sebuah lagu, Titi meminta uang sebagai bayarannya menyanyi. Namun yang mengagetkan adalah ketika sang pemilik toko ini membayar, sambil berkata sinis orang itu bilang "Mas, walaupun saya ini non muslim, tapi saya tau bener kalo saudara saya yang muslim pasti sangat sakit hati dan ngerasa tidak dihormati dengan mas memakai kerudung itu, padahal mas tau kalo laki-laki tidak memakai kerudung. Kalo mas masih tetep mau ngamen dan berpenampilan wanita, mas tinggalkan dulu atribut-atribut agama yang menempel di badan mas, dan silahkan melakukan aktivitas itu lagi tanpa memakai atribut-atribut agama. Karena sepengetahuan saya agama mas kan gak ngajarin yang kayak gitu".

Nyessss, Titi bingung mau jawab apa lagi. Dirinya bener-bener malu denger perkataan pemilik toko tadi. Dan singkat cerita akhirnya si "Titi" ini kembali menjadi "Toto" asli. Dia meninggalkan pekerjaannya itu dan mencari pekerjaan yang layak pada keesokan harinya :)

2 komentar:

  1. ASiiikkk, dah banyak tulisannya euy.... keren2 kang.. semangat, keep posring kang...

    BalasHapus
  2. hehehe makasih kang, masih harus banyak belajar dari akang2 sekalian :)

    BalasHapus