Selasa, 15 November 2011

Sok

Cuma sekedar unek2 aja ,atau mungkin bisa jadi bahan renungan buat gue. Semoga pembaca bisa membaca tulisan ini dengan tidak sensi, sinis, kesel, ngambek, dan yang jelek-jelek lainnya, hhehehe...

Masih inget ibu siami??Seorang ibu dari suatu desa di surabaya. Anak Bu Siami jadi sumber contekan sekelas, bu Siami protes, malah buntut2nya diusir sedesa karena dianggap “sok suci”..

Ya, kayaknya semua itu terjadi sekarang ini!!

Coba deh kalau gue, elo, atau kalian sedang berjejaring sosial. Trus liat status FB atau Twitter yang mengandung ungkapan kebaikan atau untuk saling mengingatkan, pasti ada aja yang sensi dan bilang "sotoy, belagu, gaya lo, sok, senga" atau apa lah yang lain-lainnya. Biasanya sih yang kayak gitu cuma becandaan aja, padahal setuju juga. Tapi ada juga laoh yang bener-bener sensi dan merasa tersindir, entah karena apa yang ada di status itu menyindir mereka atau memang mereka yang tidak terima dengan kritik, saran, dan ucapan saling mengingatkan, yang jelas mereka langsung "panas" kalo baca, hehehe.

Laen lagi kalo ada status yang konyol, berbau porno, atau orang yang sedang kesel mau nonjok orang laen. Beuhh ajaib, rata-rata komennya malah setuju, seperti kalo ada yang nulis status kesel, yang komen malah bilang "hajar, tampol, gigit, dll".

Memang tampak membingungkan dan serba salah kayaknya. mau jadi orang pinter eh dibilang "sok pinter", mau jadi orang benar dibilang "sok benar", mau mengingatkan dibilang "sok suci", mau menuntut hak dan kebenaran dibilang "munafik", dan yang lain-lainnya yang mau berbaik-baik hati, semua dibumbui dengan sebutan "SOK".

Yang enggak ada itu kalo ada pembunuh, gk ada tuh yang bilang "sok sadis", atau pemerkosa dibilang "sok nafsu", atau koruptor yang dibilang "sok mata duitan", hihihihi..

gitu aja deh, kalo ada yang mau komen "sok kriitis" buat gue juga gapapa. Inilah bagian dari nulis menulis secara demokratis :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar