Suka gak abis pikir sama pola pemikiran sebagian orang-orang
disekitar gue, suka aneh-aneh aja. banyak dari mereka yang mulai membuat
sendiri pasal tanpa ayat atau ayat dalam surat dalam bidang apa pun, mau itu
dalam lingkup Agama, moral, budaya, lingkungan, dll. padahal aturan yang
sangat-sangat jelas tersebut udah ada dan paten, apalagi dalam Agama. Semua
Agama punya aturan-aturan yang jelas, tetapi ada aja yang mencoba melakukan
pembenaran atau tambahan aturan sendiri yang bersifat melindungi dirinya sendiri
dari apa yang selama ini udah mereka perbuat.
Yang pertama gue bahas mungkin dalam lingkup Agama. Maaf
banget kalo ada yang tersinggung dengan tulisan gue ini, gue cuma mau berkata
jujur dan bukan sok alim, tapi memang Agama gue mengajarkan hal-hal yang sudah
sangat jelas hukumnya.
Gue mau bicara soal "TATOO", gue akuin tatoo
memang seni yang indah, dan yang bilang tatoo adalah kriminal mungkin mereka
hanya korban-korban traumatik dari kriminalitas yang memanfaatkan unsur tatoo
dari kejahatan mereka. Tapi tunggu dulu, itu dalam seni loh. Dan gue percaya
kalo semua Agama sangat menghargai seni, bahkan kalo gue bilang "kitab
suci" dalam bidang seni adalah susunan atau struktural kata-kata yang
mempunyai bobot seni yang mahahebat.
Kembali ke tatoo dalam konteks ajaran Agama yang gue anut,
dimana Tuhan gue melarang tatoo yang menempel ditubuh karena akan menghambat
aliran wudhu yang menyebabkan sembahyangnya tidak diterima. Dan ini sudah
sangat jelas hukummnya dan tidak bisa di tolelir lagi. Tapi yang tadi gue
bilang, sebagian orang bertatoo dan ternyata Agamanya sama kayak gue itu punya
pembelaan, pembenaran diri sendiri, membuat ayat tanpa surat. Memang itu gak
ada ruginya buat gue, toh itu mereka yang pengen, dan gue gak kecipratan
dosanya dong? Tapi yang bikin gue sebel itu kan ketika ditanya, mereka itu
sebenernya udah tau hukumnya, tapi membela diri dengan mengatakan "yee
sembahyang gue diterima atau enggaknya itu urusan gue sama Tuhan, bukan urusan
lu. Emang lu tau apa kalo sembahyang gue itu gak diterima kalo tatooan?".
Atau ada juga yang bilang "Tatoo gue kan di punggung, nah kalo wudhu kan
gak sampe ke punggung-punggung, jadi gak masalah"..
Yaa kira-kira seperti itulah jawaban-jawaban mereka, padahal
hukum tertulis kalo gk boleh bertatoo buat Agama gue itu Tuhan langsung loh
yang buat, bukan dari orang lain yang bisa diubah-ubah, apalagi sekarang aturan
atau hukum bisa diubah pake duit. Tapi hukum Tuhan kan sifatnya mutlak. Gue
pernah bertanya sama paman gue waktu itu, kira-kira pertanyaan gue begini :
"Paman, kalo aku bertatoo boleh gak yah??". Paman gue malah jawab
"kalo lo pengen keluar dari hukum-hukum Tuhan yang udah berlaku, lu harus
totalitas. Tinggalin semua atribut Agama lu yang udah lu anut, KTP ganti jadi
Atheis. Khilaf itu wajar karena manusia gak ada yang sempurna, tapi paman rasa gak
ada tuh orang yang bikin tatoo karena khilaf"... JLEB!!!! kena banget itu
kata-kata buat gue, akhirnya gue cuma bisa diem..
***
Oh iya, gue punya cerita unik nih seputar apa yang gue tulis
diatas. kira-kira ceritanya begini :
Toto adalah seorang pengangguran yang tinggal di sebuah
kontrakan kecil di lingkungan kumuh di jakarta, Ia hanya sebatang kara disana,
karena semua keluarganya tinggal dikampung, dan Dia nekat ke jakarta sendirian
untuk mencari sesuap nasi. Namun apa daya, hidup di jakarta ternyata keras dan
enggak seindah apa yang Dia liat di sinetron-sinetron. Berbagai cara Dia coba
untuk menafkahkan dirinya, namun pekerjaan sulit didapat, hingga Dia mencapai
tingkatan tersulit dalam hidupnya. Karena lingkungan tempat Toto tinggal itu
rata-rata adalah para pekerja seks komersial dan para waria, akhirnya Toto pun
ikut melakukan pekerjaan yang sama, yaitu menjadi sorang waria. setiap hari Ia
menjadi waria dan mengamen sepanjang jalan ibu kota. Namanya juga udah berubah
jadi Titi.
Setiap hari Toto atau Titi ini mengamen sambil berbusana
wanita, dan ternyata pekerjaannya ini mudah. Dia pun mendapatkan pendapatan
yang cukup dari pekerjaannya ini. Tiba pada suatu hari Titi liat temen-temennya
yang juga waria ini memakai kerudung. "Wahh tren baru nih", Pikirnya.
Sampe pada akhirnya Titi juga ikut-ikutan make kerudung sambil berbusana
wanita. Tren yang akhirnya Ia pake sehari-hari untuk mengamen itu tak jarrang
membuat yang ngeliat jadi tambah sebel.
Nah, pada suatu hari ketika Titi ini ngamen di sebuah toko
emas kepunyaan orang china, dengan nyanyian dan joget yang hot Titi ngamen di
depan orang yang punya toko. Kebetulan yang punya toko emas itu adaalah orang
kong hu chu, terlihat dari ruangan tempatnya bekerja. Titi pun dengan cueknya
ngamen. Sampe selesai nyanyiin sebuah lagu, Titi meminta uang sebagai
bayarannya menyanyi. Namun yang mengagetkan adalah ketika sang pemilik toko ini
membayar, sambil berkata sinis orang itu bilang "Mas, walaupun saya ini non
muslim, tapi saya tau bener kalo saudara saya yang muslim pasti sangat sakit
hati dan ngerasa tidak dihormati dengan mas memakai kerudung itu, padahal mas
tau kalo laki-laki tidak memakai kerudung. Kalo mas masih tetep mau ngamen dan
berpenampilan wanita, mas tinggalkan dulu atribut-atribut agama yang menempel
di badan mas, dan silahkan melakukan aktivitas itu lagi tanpa memakai
atribut-atribut agama. Karena sepengetahuan saya agama mas kan gak ngajarin
yang kayak gitu".
Nyessss, Titi bingung mau jawab apa lagi. Dirinya
bener-bener malu denger perkataan pemilik toko tadi. Dan singkat cerita
akhirnya si "Titi" ini kembali menjadi "Toto" asli. Dia
meninggalkan pekerjaannya itu dan mencari pekerjaan yang layak pada keesokan
harinya :)